Heat Stress (panting) salah satu faktor penyebab Feed Passage
Saat cuaca panas, ayam berusaha mendinginkan tubuhnya dengan cara
bernafas secara cepat (panting). Tingkah laku ini dapat menyebabkan peredaran
darah banyak menuju ke organ pernafasan, sedangkan peredaran darah pada organ
pencernaan mengalami penurunan sehingga bisa mengganggu pencernaan dan
metabolisme. Pakan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik dan nutrien
dalam pakan banyak yang dibuang dalam bentuk feses (Bell dan Weaver, 2002).
Pada kasus feed passage ayam akan mengalami Slow Growth.
Ayam Kerdil? Kenali Malabsorpsi & Feed passage
Gejala yang berhubungan dengan malabsorpsi meliputi FCR buruk, depigmentasi dan penekanan rata-rata pertumbuhanSindrom malabsorpsi (Malabsorption Syndrome/MAS) didefinisikan sebagai ketidakmampuan usus menyerap komponen pakan (unsur makro dan mikronutrien). Feed passage didefinisikan sebagai adanya partikel pakan (semestinya tidak ada) di material feses. Feed passage bukan disebabkan ketidakmampuan ayam menyerap isi pakan. Lebih jauh ayam tidak mempunyai kemampuan memecah partikel kasar pakan, sehingga menghasilkan partikel di feses. Tanda-tanda yang berhubungan dengan malabsorpsi, meliputi FCR yang jelek, depigmentasi dan penekanan rata-rata pertumbuhan. Sedangkan secara klinis dapat ditemukan pertumbuhan yang terhambat, diare, kloaka berpasta. Secara garis besar penyebab malabsorpsi dibedakan menjadi dua agen yaitu agen noninfeksi dan infeksi Agen Infeksius Secara umum, tiga agen infeksius penyebab utama malabsorpsi adalah virus, bakteri dan protozoa. Salah satu virus yang sudah diidentifikasi menyebabkan malabsorpsi adalah reovirus yang menyebabkan enteritis dan menurunnya penyerapan nutrien. Tanda-tanda klasik ayam kerdil, pertumbuhan terhenti, warna kaki pucat, bulu abnormal dan diare berbusa. Beberapa virus lain yang dikaitkan dengan malabsorpsi diantaranya rotavirus, parvovirus, dan calicivirus. Bakteri yang paling umum menyebabkan enteritis diantaranya Clostridium yang dapat menyebabkan nekrotik enteritis dan nekrotik ulseratif. Antibiotik growth promotor dan perbaikan manajemen kandang dapat membantu menekan kejadian. Sementara protozoa, dicatat paling sering menyebabkan enteritis dan malabsorpsi pada ayam. Koksidiosis misalnya, sering menyebabkan malabsorpsi. Terutama koksi jenis Eimeria maxima. Kadang-kadang tingkat infeksi yang lemah, susah dideteksi dengan pengujian visual. Namun organisme ini mampu menginfiltrasi sel usus dan merusak kemampuan penyerapan dari usus. Ini sering disebut sebagai koksidiosis subklinik dan hanya bisa didiagnosa dengan pengujian mikroskopik. Agen Non-infeksius Biasanya adalah toksin yang termakan oleh ayam. Tannin dan tripsin inhibitor adalah dua toksin yang secara alami ditemukan pada komponen pakan seperti rapeseed meal, soya sorghum grain dan soybean yang dimasak dengan tidak sempurna. Sumber pakan asal dari biji-bijian berpotensi terkontaminasi toksin. Nitrat adalah toksin yang dapat menyebabkan diare dan malabsorpsi. Nitrat bisa ditemukan di dalam air minum. Air minum harus dianalisa kandungan nitratnya. Satu kategori dari toksin ini adalah amine biogenik yang merupakan produk hasil dekomposisi protein pakan. Lemak yang ditambahkan pakan juga mengalami denaturasi. Semua komponen yang menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan yang akan membahayakan kemampuan ayam untuk menyerap nutrien pakan harus diwaspadai, misalnya mycotoxin. Beberapa penulis dan peneliti fokus pada bagaimana toksin ini mempengaruhi performa ayam. Contoh umum adalah Fusarium dan Aspergillus. Secara spesifik mycotoxin T-2 yang diproduksi oleh Fusarium sp menyebabkan kasus enteritis akut. Aflatoxin dari Aspergillus berhubungan langsung dengan malabsorpsi pigmen karotenoid yang mempengaruhi warna karkas. Yang lain, seperti ochratoxin menyebabkan menipisnya dinding usus dan mengurangi kemampuan penyerapan nutrisi.
SWOLLEN HEAD SYNDROME
( SINDROM KEPALA BENGKAK)
ETIOLOGI
Avian pneumovirus family paramyxoviridae
PENULARAN
Langsung : Pada ayam peka
Tak langsung : lewat telur, kandang,
pekerja dll
•Pd Broiler : dijumpai sejak umur 3 - 5 minggu
•Broiler/ breeder/ petelur : semua umur
•Bersin, konjunctivitis, kel. Lacrimalis bengkak
•Edema sub kutan didaerah kepala sampai intermandibularis
•“ Almond-shaped eyes “ /
“ Mongolian eyes “
•Dilatasi pupil
•Kepala tengadah ( star-gazing )
•Produksi telur turun
•Diare hijau
•Mortalitas 0,5 – 10%
PATOLOGI ANATOMI SHS
•Terbatas saluran pernafasan atas dan kepala
•Edema sub kutan : kental bercampur darah
•Kongesti rongga hidung, trachea dan paru-paru
•Infeksi sekunder ( E. Coli )
→ poliserositis : pericarditis, perihepatitis
dan peritonitis
Facial, mandibular subcutan material cheesy
DIAGNOSA SHS
Gejala yg spesifik
Perubahan patologi
Uji elisa dsb.
•
PENGOBATAN
U/ infeksi sekunder
PENCEGAHAN
Biosecurity
Examination of the Exterior of the Bird
Examination of the Exterior of the Bird
1. Swollen head
2. Ammonia burn
3. Mouth lesion
4. Scratches
5. Burned feet
6. Color – pale legs
1. Swollen head
2. Ammonia burn, Conjunctivitis, Bacterial Infections
Ammonia Blindness
3. Mouth lesion
4. Scratches
Gangrenous Dermatitis
Infectious Process (IP)
5. Burned feet
6. Color – pale legs
Femoral Head Necrosis
Tibia
- Rickets
- TD
Synovitis
- Bacterial
- Mycoplasma
1. Swollen head
2. Ammonia burn
3. Mouth lesion
4. Scratches
5. Burned feet
6. Color – pale legs
1. Swollen head
2. Ammonia burn, Conjunctivitis, Bacterial Infections
Ammonia Blindness
3. Mouth lesion
4. Scratches
Gangrenous Dermatitis
Infectious Process (IP)
5. Burned feet
6. Color – pale legs
Femoral Head Necrosis
Tibia
- Rickets
- TD
Synovitis
- Bacterial
- Mycoplasma
Examination of the Intestine
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Examination of the Intestine
1. Non-specific enteritis
2. Retained yolk
3. Internal Parasites
1. Non-specific enteritis
2. Retained yolk
Meckel’s Diverticulum
3. Internal Parasites
1. Non-specific enteritis
2. Retained yolk
3. Internal Parasites
1. Non-specific enteritis
2. Retained yolk
Meckel’s Diverticulum
3. Internal Parasites
Proventriculus and Gizzard
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
1 komentar
Proventriculus and Gizzard
Proventriculitis
Gizzard erosions
Viral Disease
- VVND
- Gumboro
- HPAI
Proventriculitis
Litter Eaten
Gizzard Erosion
Proventriculitis
Gizzard erosions
Viral Disease
- VVND
- Gumboro
- HPAI
Proventriculitis
Litter Eaten
Gizzard Erosion
Cara Nekropsi Pada Ayam
Cara Nekropsi Pada Ayam
Sebelum hewan dieutanasi dipelajari terlebih dahulu diagnosis secara klinik ( menurut pemeriksaan sebelumnya/ keterangan dari pemilik ) dan dilakukan diagnosis sementara yang paling sesuai. Jika unggas masih dalam keadaan hidup diperiksa terlebih dahulu tubuh bagian luar dan diamati gejala klinik tertentu. Diperiksa secara teliti adanya parasit eksternal pada bulu dan kulit. Diamati warna pial dan cuping telinga. Diperhatikan pula terhadap kemungkinan adanya diare, leleran dari paruh, nares dan mata serta kemungkinan adanya kebengkakan dan perubahan warna daerah fasial. Unggas yang masih dalam kondisi hidup, unggas tersebut dapat dibunuh (eutanasi) dengan cara mematahkan leher pada persendian atlanto occipitalis atau emboli udara ke dalam jantung.
Bangkai hendaknya dibasahi terlebih dahulu (air biasa + desinfektan) untuk menghindari bulu tidak beterbangan karena hal tersebut dapat menyebabkan adanya pencemaran. Bangkai dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik kebagian lateral dan diteruskan irisan dengan pisau sampai persendian coxo vemoralis. Iris kulit pada bagian medial dari kaki/ paha dan periksa otot dan persendian pada daerah tersebut. Buat irisan melintang pada kulit dari abdomen, lalu kulit ditarik kebagian anterior dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan kebagian posterior di daerah mandibula. Perhatikan warna, kualitas, dan derajad dehidrasi dari jaringan subcutaneus dan otot-otot dada. Buat irisan pada otot di daerah brachialis ( kiri dan kanan ) untuk memisah nervus dan plexus brachialis. Buat irisan melintang pada dinding peritonium, di daerah ujung sternum ( processus xiphoideus ) ke arah lateral. Dibuat juga suatu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui linea medianan ke arah posterior sampai daerah kloaka. Cara ini akan membuka cavum abdominalis.
Buat suatu irisan longitudinal melalui muskulus pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang persendian costocondral semua costae dari posterior ke anterior. Pada bagian anterior, irisan pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah memotong tulang coracoid dan clavicula cara ini akan membuka rongga dada.
Periksa kantong udara di daerah abdominalis dan thoracalis. Periksa juga letak berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ-organ tersebut. Jika akan mengambil sampel untuk isolasi bakteri, jamur, atau virus harus dilakukan secara aseptis. Perhatikan kemungkinan adanya cairan, eksudat, transudat, atau darah di dalam rongga perut dan rongga dada. Saluran pencernaan dapat dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada bagian proximal proventriculus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior, dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. Periksa bursa fabricius terhadap abnormalitas tertentu. Hepar, lien dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan. Buat irisan longitudinal pada proventiculus, ventriculus, intestinum tenue, coecum, colon dan kloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan parasit.
Saluran reproduksi dikeluarkan dan oviduct diiris secara longitudinal kemudian periksa ovarium yang meliputi stroma dan folikelnya. Periksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Nervus dan plexus ischiadicus diperiksa setelah otot abduktor pada bagian medial paha dipisahkan.
Bangkai dibalik hingga kepala menghadap operator. Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharinx, oesophagus, dan ingluvies. Periksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut. Periksa glandula tiroidea dan paratiroidea di daerah trachea. Iris secara longitudinal melalui larinx, trachea, bronchus, sampai ke pulmo. Organ-organ tersebut dapat dikeluarkan secara bersamaan setelah pulmo diangkat dari perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap ukuran, warna, konsistensi, bidang irisan dan uji apung. Pemeriksaan jantung terhadap keadaan pericardium, ukuran, warna, dan apex cordis. Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.
Paruh dipotong pada bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga cavum nasi dan sinus infra orbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan. Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit di antara caput dan sulcus persendian. Pemeriksaan tendo, khususnya tendo gastroenemius dan tendo flexor digitalis.
Untuk memeriksa otak, kulit dan tulang leher di daerah persendian diiris sehingga foramen magnum dan medulla oblongata kelihatan. Otak dapat dikeluarkan sebagai berikut: daerah kepala dibuka, kemudian dibuat irisan dengan gunting dari foramen magnum ke arah os frontalis yang membentuk sudut 40º pada kedua sisi tulang tengkorak. Selanjutnya dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua sudut mata luar. Melalui irisan tersebut tengkorak dibuka. Setelah tengkorak dibuka meninges diiris, kemudian bulbus olfactorius, nervi cranialis dipotong sambil mengeluarkan seluruh bagian otak. Hipofisis cereberi yang masih melekat pada tulang tengkorak dikeluarkan dengan mengiris durameter yang mengelilingi sellatursica. Sinus paranasales dan sinus lainnya diperiksa dengan membuat suatu potongan melalui garis median hidung
Sebelum hewan dieutanasi dipelajari terlebih dahulu diagnosis secara klinik ( menurut pemeriksaan sebelumnya/ keterangan dari pemilik ) dan dilakukan diagnosis sementara yang paling sesuai. Jika unggas masih dalam keadaan hidup diperiksa terlebih dahulu tubuh bagian luar dan diamati gejala klinik tertentu. Diperiksa secara teliti adanya parasit eksternal pada bulu dan kulit. Diamati warna pial dan cuping telinga. Diperhatikan pula terhadap kemungkinan adanya diare, leleran dari paruh, nares dan mata serta kemungkinan adanya kebengkakan dan perubahan warna daerah fasial. Unggas yang masih dalam kondisi hidup, unggas tersebut dapat dibunuh (eutanasi) dengan cara mematahkan leher pada persendian atlanto occipitalis atau emboli udara ke dalam jantung.
Bangkai hendaknya dibasahi terlebih dahulu (air biasa + desinfektan) untuk menghindari bulu tidak beterbangan karena hal tersebut dapat menyebabkan adanya pencemaran. Bangkai dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik kebagian lateral dan diteruskan irisan dengan pisau sampai persendian coxo vemoralis. Iris kulit pada bagian medial dari kaki/ paha dan periksa otot dan persendian pada daerah tersebut. Buat irisan melintang pada kulit dari abdomen, lalu kulit ditarik kebagian anterior dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan kebagian posterior di daerah mandibula. Perhatikan warna, kualitas, dan derajad dehidrasi dari jaringan subcutaneus dan otot-otot dada. Buat irisan pada otot di daerah brachialis ( kiri dan kanan ) untuk memisah nervus dan plexus brachialis. Buat irisan melintang pada dinding peritonium, di daerah ujung sternum ( processus xiphoideus ) ke arah lateral. Dibuat juga suatu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui linea medianan ke arah posterior sampai daerah kloaka. Cara ini akan membuka cavum abdominalis.
Buat suatu irisan longitudinal melalui muskulus pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang persendian costocondral semua costae dari posterior ke anterior. Pada bagian anterior, irisan pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah memotong tulang coracoid dan clavicula cara ini akan membuka rongga dada.
Periksa kantong udara di daerah abdominalis dan thoracalis. Periksa juga letak berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ-organ tersebut. Jika akan mengambil sampel untuk isolasi bakteri, jamur, atau virus harus dilakukan secara aseptis. Perhatikan kemungkinan adanya cairan, eksudat, transudat, atau darah di dalam rongga perut dan rongga dada. Saluran pencernaan dapat dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada bagian proximal proventriculus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior, dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. Periksa bursa fabricius terhadap abnormalitas tertentu. Hepar, lien dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan. Buat irisan longitudinal pada proventiculus, ventriculus, intestinum tenue, coecum, colon dan kloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan parasit.
Saluran reproduksi dikeluarkan dan oviduct diiris secara longitudinal kemudian periksa ovarium yang meliputi stroma dan folikelnya. Periksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Nervus dan plexus ischiadicus diperiksa setelah otot abduktor pada bagian medial paha dipisahkan.
Bangkai dibalik hingga kepala menghadap operator. Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharinx, oesophagus, dan ingluvies. Periksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut. Periksa glandula tiroidea dan paratiroidea di daerah trachea. Iris secara longitudinal melalui larinx, trachea, bronchus, sampai ke pulmo. Organ-organ tersebut dapat dikeluarkan secara bersamaan setelah pulmo diangkat dari perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap ukuran, warna, konsistensi, bidang irisan dan uji apung. Pemeriksaan jantung terhadap keadaan pericardium, ukuran, warna, dan apex cordis. Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.
Paruh dipotong pada bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga cavum nasi dan sinus infra orbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan. Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit di antara caput dan sulcus persendian. Pemeriksaan tendo, khususnya tendo gastroenemius dan tendo flexor digitalis.
Untuk memeriksa otak, kulit dan tulang leher di daerah persendian diiris sehingga foramen magnum dan medulla oblongata kelihatan. Otak dapat dikeluarkan sebagai berikut: daerah kepala dibuka, kemudian dibuat irisan dengan gunting dari foramen magnum ke arah os frontalis yang membentuk sudut 40º pada kedua sisi tulang tengkorak. Selanjutnya dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua sudut mata luar. Melalui irisan tersebut tengkorak dibuka. Setelah tengkorak dibuka meninges diiris, kemudian bulbus olfactorius, nervi cranialis dipotong sambil mengeluarkan seluruh bagian otak. Hipofisis cereberi yang masih melekat pada tulang tengkorak dikeluarkan dengan mengiris durameter yang mengelilingi sellatursica. Sinus paranasales dan sinus lainnya diperiksa dengan membuat suatu potongan melalui garis median hidung
Istilah-istilah Gangguan Pada Kulit
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Istilah-istilah Seputar Gangguan Pada Kulit
Di dalam membaca sebuah artikael mengenai kesehatan kulit kadangkalanya kita menemukan beberapa istilah yang masih cukup asing di telinga kita. Berikut ini akan kami coba jelaskan beberapa istilah yang sering disebutkan dalam masalah kesehatan kulit, semoga bermanfaat.
Akantosis
merupakan Penebalan epidermis oleh karena hiperplasia stratum spinosum atau stratum basale
Akantolisis
adalah memisahnya sel-sel secara individual di dalam stratum spinosum yang disertai oleh hilangnya hubungan antar sel.
Bulla (Bleb, vesikula ukuran besar)
Pembentukan ruangan kecil atau gelembung di dalam epidermis
Komedo
Kumpulan substansi keratinus yang kerapkali bercampur bakteri dan sel radang di dalam duktus kelenjar baseus.
Krusta
Residu kering dari serum, darah, nanah, epitel dan bakteri.
Diskeratosis
Disorganisasi sel-sel epidermal yang bersifat benigna, terutama di dalam stratum granulosum.
Erosi (Ekskoriasi)
Hilangnya epitel di bagian superficial yang biasanya disebabkan oleh faktor mekanik
Eritema
Kemerahan pada kulit oleh berbagai sebab.
Fisura
Celah sempit dan dalam pada epidermis yang dapat meluas ke bagian dermis
Hiperkeratosis
Penebalan stratum korneum akibat meningkatnya jumlah sel-sel yang mengalami keratinisasi. Nuklei atau inti sel dari sel-sel yang menebal biasanya hialng.
Parakeratosis
Penebalan stratum korneum yang tidak disertai oleh hilangnya inti dari sel yang mengalami penebalan.
Hiperpigmentasi
Peningkatan warna kulit atau jaringan lain yang berlebihan
Likenifikasi
Penebalan kulit yang disertai oleh abnormalitas tanda-tanda tertentu pada kulit yang biasanya akibat iritasi kulit yang bersifat kronis.
Makula
Perubahan warna kulit yang bersifat datar dan berbatas jelas. Jika batas dari perubahan warna tersebut lebih dari 1-2 cm disebut patches atau lempeng.
Papula
Tonjolan berbatas jelas yang berbentuk gelembung pada kulit. Pada kasus ini biasanya yang bersifat akan berwarna merah, dan pada stadium kronis berwarna kekuningan atau kecoklatan. Istilah lainya disebut Plaques jika diameter dari gelembung lebih dari beberapa milimeter.
Nodula
Papula dengan ukuran yang yang sangat besar.
Vesikula
Gelembung pada epidermis akibat akumulasi cairan (serum/darah) yang berada pada atau di bawah epidermis.
Pustula
Vesikula yang berisi nanah
Scales (sisik, Ketombe)
Bentuknya menyerupai dedak (bekatul kasar) atau sisik akibat kornifikasi yang tidak sempurna dari epidermis, sifatnya dapat lokal atau difus.
Spongiosa
Edema interseluler di dalam epidermis.
Ulser (Ulkus, Tukak)
Gangguan kontinuitas epidermis yang menyebabkan adanya hubungan langsung antara permukaan luar dengan epidermis.
Vitiligo
Suatu daerah tidak berpigmen dan berbatas jelas pada kulit.
Wheal (urtikaria, Hives)
Daerah berbatas jelas pada dermis yang mengalami edema dan pembengkakan sel. Urtikaria merupakan variasi dari papula, beberapa urtikaria dapat bergabung menjadi satu menjadi plaques yang berukuran besar.
Di dalam membaca sebuah artikael mengenai kesehatan kulit kadangkalanya kita menemukan beberapa istilah yang masih cukup asing di telinga kita. Berikut ini akan kami coba jelaskan beberapa istilah yang sering disebutkan dalam masalah kesehatan kulit, semoga bermanfaat.
Akantosis
merupakan Penebalan epidermis oleh karena hiperplasia stratum spinosum atau stratum basale
Akantolisis
adalah memisahnya sel-sel secara individual di dalam stratum spinosum yang disertai oleh hilangnya hubungan antar sel.
Bulla (Bleb, vesikula ukuran besar)
Pembentukan ruangan kecil atau gelembung di dalam epidermis
Komedo
Kumpulan substansi keratinus yang kerapkali bercampur bakteri dan sel radang di dalam duktus kelenjar baseus.
Krusta
Residu kering dari serum, darah, nanah, epitel dan bakteri.
Diskeratosis
Disorganisasi sel-sel epidermal yang bersifat benigna, terutama di dalam stratum granulosum.
Erosi (Ekskoriasi)
Hilangnya epitel di bagian superficial yang biasanya disebabkan oleh faktor mekanik
Eritema
Kemerahan pada kulit oleh berbagai sebab.
Fisura
Celah sempit dan dalam pada epidermis yang dapat meluas ke bagian dermis
Hiperkeratosis
Penebalan stratum korneum akibat meningkatnya jumlah sel-sel yang mengalami keratinisasi. Nuklei atau inti sel dari sel-sel yang menebal biasanya hialng.
Parakeratosis
Penebalan stratum korneum yang tidak disertai oleh hilangnya inti dari sel yang mengalami penebalan.
Hiperpigmentasi
Peningkatan warna kulit atau jaringan lain yang berlebihan
Likenifikasi
Penebalan kulit yang disertai oleh abnormalitas tanda-tanda tertentu pada kulit yang biasanya akibat iritasi kulit yang bersifat kronis.
Makula
Perubahan warna kulit yang bersifat datar dan berbatas jelas. Jika batas dari perubahan warna tersebut lebih dari 1-2 cm disebut patches atau lempeng.
Papula
Tonjolan berbatas jelas yang berbentuk gelembung pada kulit. Pada kasus ini biasanya yang bersifat akan berwarna merah, dan pada stadium kronis berwarna kekuningan atau kecoklatan. Istilah lainya disebut Plaques jika diameter dari gelembung lebih dari beberapa milimeter.
Nodula
Papula dengan ukuran yang yang sangat besar.
Vesikula
Gelembung pada epidermis akibat akumulasi cairan (serum/darah) yang berada pada atau di bawah epidermis.
Pustula
Vesikula yang berisi nanah
Scales (sisik, Ketombe)
Bentuknya menyerupai dedak (bekatul kasar) atau sisik akibat kornifikasi yang tidak sempurna dari epidermis, sifatnya dapat lokal atau difus.
Spongiosa
Edema interseluler di dalam epidermis.
Ulser (Ulkus, Tukak)
Gangguan kontinuitas epidermis yang menyebabkan adanya hubungan langsung antara permukaan luar dengan epidermis.
Vitiligo
Suatu daerah tidak berpigmen dan berbatas jelas pada kulit.
Wheal (urtikaria, Hives)
Daerah berbatas jelas pada dermis yang mengalami edema dan pembengkakan sel. Urtikaria merupakan variasi dari papula, beberapa urtikaria dapat bergabung menjadi satu menjadi plaques yang berukuran besar.
Mengenal Antibiotika
Mengenal Antibiotika
Antibiotik adalah suatu kimiawi species yang berasal dari atau diproduksi oleh mikro organisme hidup dimana dengan jumlah konsentrasi kecil mampu menghambat proses-proses kehidupan organisme lain.
Klasifikasi Antibiotika
1. Menurut biosintetika
2. Menurut Spektrum aktivitas
3. Menurut mekanisme kerja
4. Menurut struktur kimia
1. Antibiotika menurut Biosintesanya
*Derivat asam amino
o Cycloserine
o Chloramphenicol
o Penicillin
o Cephalosporine
*Derivat Karbohidrat
• Streptomycin
• Kanamycin
• Neomycin
• Paromomycin
*Derivat Acetat dan propionat
• Tetracyclin
• Kelompok antibiotik mikrolida
• Kelompok antibiotik Polyene
*Derivat macam-macam
• Novobiocin
• Puromycin
• Rivamycin
2. Antibiotik menurut spectrum aktivitas
*Spektrum luas
• Beberapa penicillin (ampicilin, Carbenicilin, amoxilin)
• Cephaloridine
• Chloramphenicol
• Rifamycin
• Nucleolidin
• Tetracyclin
• Sparsomycin
• Pikromycin
• Cuprimycin
*Predominan aktif terhadap gram positif
• Kebanyakan penicilin (Benzylpenicilin, Cloxocilin, Dicloxacilin, Phenbenicilin, Pheneticilin, Oxacilin)
*Predominan aktif terhadap Gram negative
• Colistin
• Streptomycin
• Bicyclomycin
• Polimyxcin
• Sulfomyxcin
*Predominan aktif terhadap mikrobacteri
• Cycloserine
• Rifampin
• Capreomycin
• Streptomycin
• Viomycin
• Decoynine
*Antibiotik anti amuba
• Fumagilin
• Promomycin
• Puromycin
*Antibiotik anti neoplastik
• Adriamycin
• Porfiromycin
• Mycophonolic acid
• Azaserine
• Pactamycin
• Phleomycin
• Neomycin
• Carsonophylin
• Streptonigarin
• Dactinomycin
• Chromomycin
• Sartomycin
3. Antibiotika menurut mekanisme kerja
*Antibiotik yang menghambat biosintesa enzim-enzim
• Penicilin
• Cephalosporin
• Cycloserine
• Fosfomycin
*Antibiotik yang bergabung dengan molekul-molekul carier
• Bacitracin
*Antibiotik yang bergabung dengan substrat-substrat
• Vancomycin
• Ristocentine
• Ristomycin
*Antibiotik yang berpengaruh terhadap fungsi membrane sitoplasma
1. Yang merusak organisasi membran plasma
a. Antibodi polipeptide
Kerja: merusak organisasi struktur membran sel, sehingga fungsi membran sebagai barier hilang. Akibatnya ion-ion yang seharusnya berada di luar sel memasuki sel
Contoh:
• Tyracidin
• Polimixin
b. Antibodi polyene
Antibodi ini mengikat membran plasma yang terdiri dari sterol, Antibodi ini bekerja terhadap fungi.
Contoh:
• Mystatin
• Amphotericin B
2. Yang menyebabkan perubahan spesifik dalam permeabilitas membrane terhadap kation.
Contoh:
• Gramicidin,
• Actins,
• Monensin.
3. Yang menghambat enzim yang terikat pada membran yang berperan dalam transfer energi
Contoh:
• Oligomycin
4. Antibiotik menurut struktur kimia
*Antibiotik macrolide
antibiotik jenis ini dihasilkan oleh species streptomyces. Disebut makro (besar). Lide karena mempunyai lacton dan macroglycin pada struktur kimianya. Contoh ;
• Erythromycin pada infeksi : streptococci, staphylococci
• Spiramycin untuk pengobatan pneumonia.
• Tylosin untuk penanganan CRD pada ayam
• Kitassamycin
• Oleandomycin
*Antibiotika polypeptida
• Colistin
• Piolimixin B
• Bacitracin
• Thiostrepton
• Gramicidin
*Antibiotilk polyene
Antibiotik jenis ini tidak aktif terhadap bacteri dan rickettsia tapi aktif terhadap fungi
• Nyastin
• Amphotericin B
• Candicidin
Antibiotik adalah suatu kimiawi species yang berasal dari atau diproduksi oleh mikro organisme hidup dimana dengan jumlah konsentrasi kecil mampu menghambat proses-proses kehidupan organisme lain.
Klasifikasi Antibiotika
1. Menurut biosintetika
2. Menurut Spektrum aktivitas
3. Menurut mekanisme kerja
4. Menurut struktur kimia
1. Antibiotika menurut Biosintesanya
*Derivat asam amino
o Cycloserine
o Chloramphenicol
o Penicillin
o Cephalosporine
*Derivat Karbohidrat
• Streptomycin
• Kanamycin
• Neomycin
• Paromomycin
*Derivat Acetat dan propionat
• Tetracyclin
• Kelompok antibiotik mikrolida
• Kelompok antibiotik Polyene
*Derivat macam-macam
• Novobiocin
• Puromycin
• Rivamycin
2. Antibiotik menurut spectrum aktivitas
*Spektrum luas
• Beberapa penicillin (ampicilin, Carbenicilin, amoxilin)
• Cephaloridine
• Chloramphenicol
• Rifamycin
• Nucleolidin
• Tetracyclin
• Sparsomycin
• Pikromycin
• Cuprimycin
*Predominan aktif terhadap gram positif
• Kebanyakan penicilin (Benzylpenicilin, Cloxocilin, Dicloxacilin, Phenbenicilin, Pheneticilin, Oxacilin)
*Predominan aktif terhadap Gram negative
• Colistin
• Streptomycin
• Bicyclomycin
• Polimyxcin
• Sulfomyxcin
*Predominan aktif terhadap mikrobacteri
• Cycloserine
• Rifampin
• Capreomycin
• Streptomycin
• Viomycin
• Decoynine
*Antibiotik anti amuba
• Fumagilin
• Promomycin
• Puromycin
*Antibiotik anti neoplastik
• Adriamycin
• Porfiromycin
• Mycophonolic acid
• Azaserine
• Pactamycin
• Phleomycin
• Neomycin
• Carsonophylin
• Streptonigarin
• Dactinomycin
• Chromomycin
• Sartomycin
3. Antibiotika menurut mekanisme kerja
*Antibiotik yang menghambat biosintesa enzim-enzim
• Penicilin
• Cephalosporin
• Cycloserine
• Fosfomycin
*Antibiotik yang bergabung dengan molekul-molekul carier
• Bacitracin
*Antibiotik yang bergabung dengan substrat-substrat
• Vancomycin
• Ristocentine
• Ristomycin
*Antibiotik yang berpengaruh terhadap fungsi membrane sitoplasma
1. Yang merusak organisasi membran plasma
a. Antibodi polipeptide
Kerja: merusak organisasi struktur membran sel, sehingga fungsi membran sebagai barier hilang. Akibatnya ion-ion yang seharusnya berada di luar sel memasuki sel
Contoh:
• Tyracidin
• Polimixin
b. Antibodi polyene
Antibodi ini mengikat membran plasma yang terdiri dari sterol, Antibodi ini bekerja terhadap fungi.
Contoh:
• Mystatin
• Amphotericin B
2. Yang menyebabkan perubahan spesifik dalam permeabilitas membrane terhadap kation.
Contoh:
• Gramicidin,
• Actins,
• Monensin.
3. Yang menghambat enzim yang terikat pada membran yang berperan dalam transfer energi
Contoh:
• Oligomycin
4. Antibiotik menurut struktur kimia
*Antibiotik macrolide
antibiotik jenis ini dihasilkan oleh species streptomyces. Disebut makro (besar). Lide karena mempunyai lacton dan macroglycin pada struktur kimianya. Contoh ;
• Erythromycin pada infeksi : streptococci, staphylococci
• Spiramycin untuk pengobatan pneumonia.
• Tylosin untuk penanganan CRD pada ayam
• Kitassamycin
• Oleandomycin
*Antibiotika polypeptida
• Colistin
• Piolimixin B
• Bacitracin
• Thiostrepton
• Gramicidin
*Antibiotilk polyene
Antibiotik jenis ini tidak aktif terhadap bacteri dan rickettsia tapi aktif terhadap fungi
• Nyastin
• Amphotericin B
• Candicidin
Sekilas Mengenai Sulfonamida
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Sekilas Mengenai Sulfonamida
Sulfonamida merupakan salah satu kemoterapeutika yang pertama kali digunakan secara sistemik untuk melakukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan salah salah satu kelompok obat yang penting pada penanganan kasus infeksi saluran kencing, malaria, koksidiosis dll.
Mekanisme kerja sulfonamid:
Banyak ditemukan teori, tetapi yang paling banyak dianut yaitu woods dan fildes yang berdasarkan antagonis antara PABA (paraamino Benzoic Acid) dengan sulfa sehingga penggunaan PABA oleh bacteri dihambat oleh sulfa.
Bakteri yang sensitive terhadap sulfa yaitu
Streptococci, pyogenes grup, pneumotokus, B.anthraks, C. diphtheria, h.Influenza, H.Ducroyi, brucella, v.cholera, P.pestis, nocardia, actinomycetes, donovaria granulomatis dan virus-virus penyebab trakoma, limfogranuloma venereum dan inclution conjunctivitis.
Mikroba yang tidak dihambat antara lain:
Pasteurella tolurensis, H. Pertossis, Leptospira, borellia, treponema, M. tubercullosis, M. Leprae, Ricketsia, Amoeba, Plasmodia, candida, fungus dan virus.
Resistensi Bakteri
Bacteri yang mula-mula sensitif dapat menjadi resisten, misal; gonokokus resisten terhadap Sulfapirimidin. Resistensi ini biasanya bersifat persisten dan irreversible, tetapi tidak disertai dengan resisitensi silang terhadap kemoterapeutik lain. Menurut woods resistensi terjadi karena kesanggupan bacteri mensisntesis PABA meningkat atau mungkin disebabkan karena perubahan susunan enzim bacteri berupa peninggian daya merusak obat, produksi antagonis obat yng meninggi. Akibat terjadinya resistensi ini sering timbul kegagalan pengobatan penyakit infeksi terutma yang disebabkan oleh gonokokus, staphylococus, meningococus, streptococcus, hemolytikus dan beberapa shigella dysentriae
Untuk mencegah resistensi dianjurkan :
1. Gunakan dosis yang cukup tinggi
2. Pengobatan secepat mungkin, segera sesudah diagnosis ditegakkan
3. Gunakan obat ini hanya bila merupakan obat terpilih untuk penyakit yang diobati
4. Bila perlu diberikn kombinasi pengobatan
Jenis-Jenis Sulfonamida
Dapat menembus barier otak
• Sulfadiazin
• Sulfamerazin
• Sulfadimidin
• Sulfanilamid
• Sulfafurazol
• Sulfa metal fenazol
Sulfonamid “gut active”
Sulfonamid “gut active” adalah jenis sulfonamida yang proses absorpsi di dalam usus sedikit (sukar), sehingga efeknya hanya untuk infeksi mukosa saluran superficial.
Sulfonamid “Gut active” yang penting ialah:
• Sulfaguanidin
• Ftalilsulfatiazol
• Suksinil sulfatiazol
• Ftalil sulfasetamid
Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresi, sulfonamid dibagi menjadi empat golongan:
Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain:
• Sulfodiazin
• Sulfamerazin
• Sulfametazin
• Sulfasoksazol
Sulfonamid dengan absorpsi cepat dan eksresi lambat, antara lain;
• Sulfametoksipiridosin
• Sulafadimetoksin
• Sulfa ini kerjanya panjang
Sulfonamid yang hanya sedikit diabsorpsi oleh usus, antara lain;
• Suksinil sulfatiazol
• Ftalil sulfatiazol
• Sulfaguanidin
Sulfonamid yang digunakan untuk maksud-maksud khusus, antara lain;
• Sulfosomidin
• Sulfasetamid
• Perak sulfadiazine
Sulfonamide long acting
• Sulfametoksipiridozin
• Sulfametoksin
• Sulfasomizol
• Sulfametoksazol
• Sulfametoksidiazin
• Sulfadimetoksin
Sufonamid ultra long acting
• Sulfadoksin
• Sulfametoksipirazin
Sulfonamida merupakan salah satu kemoterapeutika yang pertama kali digunakan secara sistemik untuk melakukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan salah salah satu kelompok obat yang penting pada penanganan kasus infeksi saluran kencing, malaria, koksidiosis dll.
Mekanisme kerja sulfonamid:
Banyak ditemukan teori, tetapi yang paling banyak dianut yaitu woods dan fildes yang berdasarkan antagonis antara PABA (paraamino Benzoic Acid) dengan sulfa sehingga penggunaan PABA oleh bacteri dihambat oleh sulfa.
Bakteri yang sensitive terhadap sulfa yaitu
Streptococci, pyogenes grup, pneumotokus, B.anthraks, C. diphtheria, h.Influenza, H.Ducroyi, brucella, v.cholera, P.pestis, nocardia, actinomycetes, donovaria granulomatis dan virus-virus penyebab trakoma, limfogranuloma venereum dan inclution conjunctivitis.
Mikroba yang tidak dihambat antara lain:
Pasteurella tolurensis, H. Pertossis, Leptospira, borellia, treponema, M. tubercullosis, M. Leprae, Ricketsia, Amoeba, Plasmodia, candida, fungus dan virus.
Resistensi Bakteri
Bacteri yang mula-mula sensitif dapat menjadi resisten, misal; gonokokus resisten terhadap Sulfapirimidin. Resistensi ini biasanya bersifat persisten dan irreversible, tetapi tidak disertai dengan resisitensi silang terhadap kemoterapeutik lain. Menurut woods resistensi terjadi karena kesanggupan bacteri mensisntesis PABA meningkat atau mungkin disebabkan karena perubahan susunan enzim bacteri berupa peninggian daya merusak obat, produksi antagonis obat yng meninggi. Akibat terjadinya resistensi ini sering timbul kegagalan pengobatan penyakit infeksi terutma yang disebabkan oleh gonokokus, staphylococus, meningococus, streptococcus, hemolytikus dan beberapa shigella dysentriae
Untuk mencegah resistensi dianjurkan :
1. Gunakan dosis yang cukup tinggi
2. Pengobatan secepat mungkin, segera sesudah diagnosis ditegakkan
3. Gunakan obat ini hanya bila merupakan obat terpilih untuk penyakit yang diobati
4. Bila perlu diberikn kombinasi pengobatan
Jenis-Jenis Sulfonamida
Dapat menembus barier otak
• Sulfadiazin
• Sulfamerazin
• Sulfadimidin
• Sulfanilamid
• Sulfafurazol
• Sulfa metal fenazol
Sulfonamid “gut active”
Sulfonamid “gut active” adalah jenis sulfonamida yang proses absorpsi di dalam usus sedikit (sukar), sehingga efeknya hanya untuk infeksi mukosa saluran superficial.
Sulfonamid “Gut active” yang penting ialah:
• Sulfaguanidin
• Ftalilsulfatiazol
• Suksinil sulfatiazol
• Ftalil sulfasetamid
Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresi, sulfonamid dibagi menjadi empat golongan:
Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain:
• Sulfodiazin
• Sulfamerazin
• Sulfametazin
• Sulfasoksazol
Sulfonamid dengan absorpsi cepat dan eksresi lambat, antara lain;
• Sulfametoksipiridosin
• Sulafadimetoksin
• Sulfa ini kerjanya panjang
Sulfonamid yang hanya sedikit diabsorpsi oleh usus, antara lain;
• Suksinil sulfatiazol
• Ftalil sulfatiazol
• Sulfaguanidin
Sulfonamid yang digunakan untuk maksud-maksud khusus, antara lain;
• Sulfosomidin
• Sulfasetamid
• Perak sulfadiazine
Sulfonamide long acting
• Sulfametoksipiridozin
• Sulfametoksin
• Sulfasomizol
• Sulfametoksazol
• Sulfametoksidiazin
• Sulfadimetoksin
Sufonamid ultra long acting
• Sulfadoksin
• Sulfametoksipirazin
Kualitas Air Minum
Kualitas Air Minum pada Ayam
Cara praktis untuk mengetahui kesadahan air minum dapat dilakukan dengan cara melarutkan detergen dalam air minum. Jika air minum sadah atau mengandung logam berat, seperti (Ca2+, Mg2+ dan Al3+) maka detergen yang ditambahkan dalam air minum tidak akan menimbulkan busa atau jumlah busa yang dihasilkan sedikit.
Teknis analisis praktis dengan memakai deterjen tersebut tidak bisa menujukkan tingkat kesadahan atau kadar logam berat dalam air minum. Untuk mengetahui tingkat kesadahan maka air minum tersebut hendaknya diuji melalui laboratorium. Medion memiliki fasilitas uji air minum untuk mengetahui kadar kesadahan suatu air minum.
Penggunaan air minum dengan tingkat kesadahan tinggi (> 180 ppm) akan mengakibatkan berkurangnya kelarutan beberapa sediaan obat, terutama yang mengandung fluoroquinolon atau tetrasiklin. Desinfektan dengan kandungan zat aktif berupa iodine dan quats daya kerjanya akan menurun saat dilarutkan dalam air minum yang sadah.
Air sungai, air ledeng (PDAM), air sumur maupun air sumur bor pada dasarnya bisa digunakan sebagai air minum ayam. Hanya saja dengan kondisi alam yang semakin rusak mengakibatkan kualitas air semakin menurun.
Pemanfaatan air sungai untuk keperluan air minum ayam relatif jarang dilakukan, mengingat saat ini kondisi sungai telah banyak tercemar, baik oleh kotoran manusia dan ternak, bahan kimia (deterjen dan pestisida), limbah industri maupun rumah tangga. Air ledeng (PDAM) juga bisa digunakan sebagai sumber air minum ayam. Hanya saja kita perlu pertimbangkan kembali mengenai biaya yang harus kita keluarkan. Selain itu, kualitas air PDAM juga perlu kita pertimbangkan mengingat instalasi saluran air dari PDAM seringkali telah terbentuk lapisan biofilm yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai bibit penyakit. Adanya biofilm ini akan menurunkan aktivitas desinfektan atau klorin saat proses sanitasi air minum.
Air sumur gali atau sumur bor (sumur artesis) menjadi sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh peternak. Kualitas airnya relatif lebih stabil dan baik. Hanya saja pembuatan sumur perlu memperhatikan jarak sumur dengan tempat penampungan feses. Jika terlalu dekat (< 10 m) akan mengakibatkan air tersebut relatif mudah terkontaminasi Eschericia coli dan tercemar nitrat atau nitrit. Kedalam sumur juga perlu diperhatikan, sebaiknya sumur artesis memiliki kedalaman 50-60 m. Saat kita memakai air dari sumur galian atau bor alangkah lebih baiknya kita memiliki “water ground” sebagai tempat penampungan air sementara untuk mengendapkan partikel-partikel yang mencemari air tersebut. Saat kita akan memutuskan untuk memilih sumber air minum hendaknya kita melakukan pengujian kualitas air minum melalui laboratorium. Kualitas air minum yang baik terkait dengan kondisi fisik, kimia maupun biologi.
Pengujian kualitas air minum sebaiknya dilakukan pada sumber air yang baru. Dan saat masa pergantian musim (masa pancaroba) hendaknya juga dilakukan pengujian kualitas air minum.
Cara praktis untuk mengetahui kesadahan air minum dapat dilakukan dengan cara melarutkan detergen dalam air minum. Jika air minum sadah atau mengandung logam berat, seperti (Ca2+, Mg2+ dan Al3+) maka detergen yang ditambahkan dalam air minum tidak akan menimbulkan busa atau jumlah busa yang dihasilkan sedikit.
Teknis analisis praktis dengan memakai deterjen tersebut tidak bisa menujukkan tingkat kesadahan atau kadar logam berat dalam air minum. Untuk mengetahui tingkat kesadahan maka air minum tersebut hendaknya diuji melalui laboratorium. Medion memiliki fasilitas uji air minum untuk mengetahui kadar kesadahan suatu air minum.
Penggunaan air minum dengan tingkat kesadahan tinggi (> 180 ppm) akan mengakibatkan berkurangnya kelarutan beberapa sediaan obat, terutama yang mengandung fluoroquinolon atau tetrasiklin. Desinfektan dengan kandungan zat aktif berupa iodine dan quats daya kerjanya akan menurun saat dilarutkan dalam air minum yang sadah.
Air sungai, air ledeng (PDAM), air sumur maupun air sumur bor pada dasarnya bisa digunakan sebagai air minum ayam. Hanya saja dengan kondisi alam yang semakin rusak mengakibatkan kualitas air semakin menurun.
Pemanfaatan air sungai untuk keperluan air minum ayam relatif jarang dilakukan, mengingat saat ini kondisi sungai telah banyak tercemar, baik oleh kotoran manusia dan ternak, bahan kimia (deterjen dan pestisida), limbah industri maupun rumah tangga. Air ledeng (PDAM) juga bisa digunakan sebagai sumber air minum ayam. Hanya saja kita perlu pertimbangkan kembali mengenai biaya yang harus kita keluarkan. Selain itu, kualitas air PDAM juga perlu kita pertimbangkan mengingat instalasi saluran air dari PDAM seringkali telah terbentuk lapisan biofilm yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai bibit penyakit. Adanya biofilm ini akan menurunkan aktivitas desinfektan atau klorin saat proses sanitasi air minum.
Air sumur gali atau sumur bor (sumur artesis) menjadi sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh peternak. Kualitas airnya relatif lebih stabil dan baik. Hanya saja pembuatan sumur perlu memperhatikan jarak sumur dengan tempat penampungan feses. Jika terlalu dekat (< 10 m) akan mengakibatkan air tersebut relatif mudah terkontaminasi Eschericia coli dan tercemar nitrat atau nitrit. Kedalam sumur juga perlu diperhatikan, sebaiknya sumur artesis memiliki kedalaman 50-60 m. Saat kita memakai air dari sumur galian atau bor alangkah lebih baiknya kita memiliki “water ground” sebagai tempat penampungan air sementara untuk mengendapkan partikel-partikel yang mencemari air tersebut. Saat kita akan memutuskan untuk memilih sumber air minum hendaknya kita melakukan pengujian kualitas air minum melalui laboratorium. Kualitas air minum yang baik terkait dengan kondisi fisik, kimia maupun biologi.
Pengujian kualitas air minum sebaiknya dilakukan pada sumber air yang baru. Dan saat masa pergantian musim (masa pancaroba) hendaknya juga dilakukan pengujian kualitas air minum.
Kuning Telur Sebagai Antibodi DOC
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Hubungan kuning telur dengan kekebalan tubuh DOC
Kuning telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting bagi kehidupan anak ayam sejak masa embrional, sampai pada saat awal masa starter. Fungsi tersebut yaitu :
- Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam, sekaligus
- Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)
Antibodi maternal yang terkandung dalam kuning telur mulai diserap oleh embrio sejak 1 minggu embrio terbentuk dan akan terus berlanjut hingga anak ayam ditetaskan. Sisa kuning telur yang masih menempel pada anak ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi meternal sebesar 7% (alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal inilah yang paling berperan pada DOC karena sangat mempengaruhi status kesehatannya. Kekebalan/antibodi yang terkandung dalam kuning telur dikenal dengan gamma globulin (IgG atau Ig?). Antibodi tersebut diturunkan dari induk melalui transfer kekebalan pasif (passive immunity) dengan tujuan melindungi anak ayam dari serangan mikroorganisme. Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita harus memastikan bahwa sisa kuning telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat agar anak ayam memiliki kekebalan awal.
Omphalitis
Black Navel
Pada umumnya sisa kuning telur akan habis dalam waktu 5 hari setelah menetas (Barnes et al., 2003). Cepat atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh pemberian ransum dan air minum saat awal kedatangan ayam ke kandang (periode chick in) yang nyaman. Hal ini karena gerakan anti peristaltik yang mentransfer kuning telur hingga ke duodenum dirangsang oleh kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus,red). Dari data penelitian diketahui bahwa sisa kuning telur digunakan lebih cepat oleh anak ayam yang sudah mendapatkan ransum lebih awal, dibandingkan pada anak ayam yang dipuasakan terlebih dahulu hingga 48 jam. Meskipun sebenarnya sisa kuning telur cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup anak ayam hingga umur 3-4 hari tanpa diberi ransum, namun tetap tidak dapat mendukung perkembangan saluran pencernaan dan sistem kekebalan maupun pertambahan berat badannya (World Poultry Vol 22 (4), 2006). Dampak yang terjadi apabila sisa kuning telur terlambat diserap salah satunya memicu timbulnya penyakit omphalitis.
Agar sisa kuning telur dapat terserap dengan cepat maka perlu diperhatikan penanganan ketika chick in, antara lain:
- Lakukan seleksi terhadap kualitas DOC. DOC dengan kualitas kurang bagus lebih baik dipisahkan karena hal tersebut bisa menjadi sumber penularan penyakit bagi ayam-ayam yang lain
- Berikan pemanas yang cukup sehingga ayam tidak terlalu kedinginan serta hindari faktor penyebab stres
- Segera berikan air minum dan ransum. Atur pula distribusi tempat minum ayam (TMA) dan tempat ransum ayam (TRA) agar setiap anak ayam memiliki kesempatan yang sama untuk makan dan minum
- Kontrol secara rutin kondisi ayam
Kuning telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting bagi kehidupan anak ayam sejak masa embrional, sampai pada saat awal masa starter. Fungsi tersebut yaitu :
- Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam, sekaligus
- Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)
Antibodi maternal yang terkandung dalam kuning telur mulai diserap oleh embrio sejak 1 minggu embrio terbentuk dan akan terus berlanjut hingga anak ayam ditetaskan. Sisa kuning telur yang masih menempel pada anak ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi meternal sebesar 7% (alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal inilah yang paling berperan pada DOC karena sangat mempengaruhi status kesehatannya. Kekebalan/antibodi yang terkandung dalam kuning telur dikenal dengan gamma globulin (IgG atau Ig?). Antibodi tersebut diturunkan dari induk melalui transfer kekebalan pasif (passive immunity) dengan tujuan melindungi anak ayam dari serangan mikroorganisme. Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita harus memastikan bahwa sisa kuning telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat agar anak ayam memiliki kekebalan awal.
Omphalitis
Black Navel
Pada umumnya sisa kuning telur akan habis dalam waktu 5 hari setelah menetas (Barnes et al., 2003). Cepat atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh pemberian ransum dan air minum saat awal kedatangan ayam ke kandang (periode chick in) yang nyaman. Hal ini karena gerakan anti peristaltik yang mentransfer kuning telur hingga ke duodenum dirangsang oleh kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus,red). Dari data penelitian diketahui bahwa sisa kuning telur digunakan lebih cepat oleh anak ayam yang sudah mendapatkan ransum lebih awal, dibandingkan pada anak ayam yang dipuasakan terlebih dahulu hingga 48 jam. Meskipun sebenarnya sisa kuning telur cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup anak ayam hingga umur 3-4 hari tanpa diberi ransum, namun tetap tidak dapat mendukung perkembangan saluran pencernaan dan sistem kekebalan maupun pertambahan berat badannya (World Poultry Vol 22 (4), 2006). Dampak yang terjadi apabila sisa kuning telur terlambat diserap salah satunya memicu timbulnya penyakit omphalitis.
Agar sisa kuning telur dapat terserap dengan cepat maka perlu diperhatikan penanganan ketika chick in, antara lain:
- Lakukan seleksi terhadap kualitas DOC. DOC dengan kualitas kurang bagus lebih baik dipisahkan karena hal tersebut bisa menjadi sumber penularan penyakit bagi ayam-ayam yang lain
- Berikan pemanas yang cukup sehingga ayam tidak terlalu kedinginan serta hindari faktor penyebab stres
- Segera berikan air minum dan ransum. Atur pula distribusi tempat minum ayam (TMA) dan tempat ransum ayam (TRA) agar setiap anak ayam memiliki kesempatan yang sama untuk makan dan minum
- Kontrol secara rutin kondisi ayam
Chick-in Pada Awal Musim Penghujan
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
1 komentar
Chick-in pada awal musim penghujan
Prinsip pemeliharaan ayam baik pada musim penghujan maupun musim kemarau adalah menjadikan ayam mendapatkan suasana yang nyaman. Pada musim kemarau maupun musim penghujan masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat musim penghujan tiba yaitu :
- Kontrol kondisi atap kandang, pastikan kandang tidak bocor dan air/tampias tidak masuk ke dalam kandang. Adanya kebocoran dalam kandang dapat menyebabkan litter menjadi basah, jika hal ini sampai terjadi dapat memudahkan bibit penyakit tumbuh, baik bibit penyakit penyebab gangguan pernapasan maupun pencernaan.
- Perhatikan ketebalan litter minimal 8-12 cm atau lebih.
- Pemasangan tirai lebih rapat, namun harus tetap memperhatikan sirkulasi udara.
- Penggunaan pemanas disesuaikan dengan kondisi kandang, lakukan kontrol kesesuaian suhu dan kelembaban kandangan.
- Kepadatan ayam harus disesuaikan dengan ukuran kandang, jika terlalu longgar ayam dapat mengalami kedinginan, namun jika terlalu padat dapat menimbulkan gangguan pada ayam seperti gangguan pernapasan atau pencernaan.
- Kontrol kualitas ransum, ransum yang terlalu lembab dapat menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga mikotoksin dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
- Jaga kualitas air.
- Berikan terapi supportif dengan menggunakan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
Prinsip pemeliharaan ayam baik pada musim penghujan maupun musim kemarau adalah menjadikan ayam mendapatkan suasana yang nyaman. Pada musim kemarau maupun musim penghujan masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat musim penghujan tiba yaitu :
- Kontrol kondisi atap kandang, pastikan kandang tidak bocor dan air/tampias tidak masuk ke dalam kandang. Adanya kebocoran dalam kandang dapat menyebabkan litter menjadi basah, jika hal ini sampai terjadi dapat memudahkan bibit penyakit tumbuh, baik bibit penyakit penyebab gangguan pernapasan maupun pencernaan.
- Perhatikan ketebalan litter minimal 8-12 cm atau lebih.
- Pemasangan tirai lebih rapat, namun harus tetap memperhatikan sirkulasi udara.
- Penggunaan pemanas disesuaikan dengan kondisi kandang, lakukan kontrol kesesuaian suhu dan kelembaban kandangan.
- Kepadatan ayam harus disesuaikan dengan ukuran kandang, jika terlalu longgar ayam dapat mengalami kedinginan, namun jika terlalu padat dapat menimbulkan gangguan pada ayam seperti gangguan pernapasan atau pencernaan.
- Kontrol kualitas ransum, ransum yang terlalu lembab dapat menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga mikotoksin dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
- Jaga kualitas air.
- Berikan terapi supportif dengan menggunakan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
Efek Suhu Pemanas yang terlalu Dingin dan terlalu Panas terhadap Pertumbuhan Anak Ayam
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Efek suhu pemanas yang terlalu dingin dan terlalu panas terhadap pertumbuhan anak ayam
Suhu yang terlalu dingin akan menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan dan minum. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ayam terhambat. Selain itu, secara fisiologis suhu dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah paru-paru sehingga kerja paru-paru terganggu. Hal ini selanjutnya akan memicu hidrops ascites (perut kembung). Tidak hanya itu, suhu dingin juga bisa mengakibatkan penyerapan kuning telur tidak sempurna dan berkembang menjadi penyakit yang lebih kompleks seperti omphalitis dan colibacillosis.
Suhu terlalu panas juga akan menimbulkan efek merugikan bagi anak ayam. Jika suhu terlalu panas, anak ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat yang lebih dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan melakukan panting (terengah-engah), meningkatkan konsumsi minum dan mengurangi konsumsi ransum. Penurunan konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang sehingga pertumbuhannya terhambat. Sedangkan konsumsi minum yang meningkat akan menyebabkan feses ayam lebih encer. Feses encer dapat menyebabkan litter cepat lembab. Keadaan litter yang basah dengan suhu lingkungan yang tinggi merupakan faktor utama yang memicu meningkatnya kadar amonia dalam kandang ayam karena aktivitas bakteri ureolitik meningkat.
Untuk mencegah tidak sesuainya suhu brooding, kontrol suhu sebaiknya dilakukan sesering mungkin. Pengontrolan suhu dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian ransum. Suhu brooding dapat diukur dengan termometer yang diletakkan di tengah kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm dari litter. Selain menggunakan termometer, keadaan suhu brooder dapat digambarkan pula dengan aktivitas dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal akan menyebabkan anak ayam beraktivitas secara normal dan ayam tersebar secara merata ke seluruh kandang.
Suhu yang terlalu dingin akan menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan dan minum. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ayam terhambat. Selain itu, secara fisiologis suhu dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah paru-paru sehingga kerja paru-paru terganggu. Hal ini selanjutnya akan memicu hidrops ascites (perut kembung). Tidak hanya itu, suhu dingin juga bisa mengakibatkan penyerapan kuning telur tidak sempurna dan berkembang menjadi penyakit yang lebih kompleks seperti omphalitis dan colibacillosis.
Suhu terlalu panas juga akan menimbulkan efek merugikan bagi anak ayam. Jika suhu terlalu panas, anak ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat yang lebih dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan melakukan panting (terengah-engah), meningkatkan konsumsi minum dan mengurangi konsumsi ransum. Penurunan konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang sehingga pertumbuhannya terhambat. Sedangkan konsumsi minum yang meningkat akan menyebabkan feses ayam lebih encer. Feses encer dapat menyebabkan litter cepat lembab. Keadaan litter yang basah dengan suhu lingkungan yang tinggi merupakan faktor utama yang memicu meningkatnya kadar amonia dalam kandang ayam karena aktivitas bakteri ureolitik meningkat.
Untuk mencegah tidak sesuainya suhu brooding, kontrol suhu sebaiknya dilakukan sesering mungkin. Pengontrolan suhu dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian ransum. Suhu brooding dapat diukur dengan termometer yang diletakkan di tengah kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm dari litter. Selain menggunakan termometer, keadaan suhu brooder dapat digambarkan pula dengan aktivitas dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal akan menyebabkan anak ayam beraktivitas secara normal dan ayam tersebar secara merata ke seluruh kandang.
Efek Amonia
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
1 komentar
Efek Amonia Terhadap Ayam
Sekam yang sudah basah (dan tidak diganti) akan menimbulkan beberapa masalah bagi ayam, antara lain:
- Menghasilkan gas amonia. Selain bau yang menyengat. amonia akan mengiritasi permukaan saluran pernapasan ayam (tempat adanya sistem penyaringan udara). Akibatnya, udara terhisap ayam tidak tersaring (kotor,red) dan mengandung banyak agen penyakit. Hal ini yang berpotensi menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti CRD, ND, AI dan sebagainya.
- Menjadi sumber penularan penyakit (dari feses ayam sakit,red), seperti cacingan atau koksidiosis.
- Mengundang vektor (serangga penyebar penyakit) seperti lalat.
- Menimbulkan luka di telapak kaki anak ayam dan kemerahan di bagian otot dada. Hal ini karena panasnya amonia tersebut.
Sekam yang sudah basah (dan tidak diganti) akan menimbulkan beberapa masalah bagi ayam, antara lain:
- Menghasilkan gas amonia. Selain bau yang menyengat. amonia akan mengiritasi permukaan saluran pernapasan ayam (tempat adanya sistem penyaringan udara). Akibatnya, udara terhisap ayam tidak tersaring (kotor,red) dan mengandung banyak agen penyakit. Hal ini yang berpotensi menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti CRD, ND, AI dan sebagainya.
- Menjadi sumber penularan penyakit (dari feses ayam sakit,red), seperti cacingan atau koksidiosis.
- Mengundang vektor (serangga penyebar penyakit) seperti lalat.
- Menimbulkan luka di telapak kaki anak ayam dan kemerahan di bagian otot dada. Hal ini karena panasnya amonia tersebut.
Tujuan Pemberian Klorin (Kaporit)
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
0
komentar
Tujuan Pemberian Klorin (Kaporit)
Tujuan dari klorinasi (pemberian kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum yang dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air. Klorinasi dilakukan dengan cara memasukkan klorin sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum. Umumnya klorin dijual di pasaran dalam bentuk kaporit atau calcium hypochlorite (CaOCl2). Jika kaporitnya murni, untuk memperoleh kadar yang tepat dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1.000 liter air. Namun jika kaporit yang dimiliki hanya berkonsentrasi 50%, dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kali lipat, yaitu 12-20 gram tiap 1.000 liter air.
Efek pemberian kaporit/klorin diantaranya akan meningkatkan pH air karena kaporit bersifat basa. Rasa dan bau air minum juga akan berubah sehingga menurunkan nafsu minum ayam. Jika kaporit/klorin digunakan terus menerus, maka ayam bisa mengalami iritasi saluran pencernaan dan mikroba menguntungkan dalam saluran pencernaan bisa mati. Oleh sebab itu, air yang mengandung kaporit/klorin harus didiamkan terlebih dahulu ± 20 menit sebelum diberikan ke ayam. Tetapi, jika akan melakukan vaksinasi, Sebaiknya air jangan diberikan klorin untuk mencegah rusaknya vaksin tersebut.
Tujuan dari klorinasi (pemberian kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum yang dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air. Klorinasi dilakukan dengan cara memasukkan klorin sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum. Umumnya klorin dijual di pasaran dalam bentuk kaporit atau calcium hypochlorite (CaOCl2). Jika kaporitnya murni, untuk memperoleh kadar yang tepat dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1.000 liter air. Namun jika kaporit yang dimiliki hanya berkonsentrasi 50%, dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kali lipat, yaitu 12-20 gram tiap 1.000 liter air.
Efek pemberian kaporit/klorin diantaranya akan meningkatkan pH air karena kaporit bersifat basa. Rasa dan bau air minum juga akan berubah sehingga menurunkan nafsu minum ayam. Jika kaporit/klorin digunakan terus menerus, maka ayam bisa mengalami iritasi saluran pencernaan dan mikroba menguntungkan dalam saluran pencernaan bisa mati. Oleh sebab itu, air yang mengandung kaporit/klorin harus didiamkan terlebih dahulu ± 20 menit sebelum diberikan ke ayam. Tetapi, jika akan melakukan vaksinasi, Sebaiknya air jangan diberikan klorin untuk mencegah rusaknya vaksin tersebut.
Mencegah Bau Amonia di Kandang Postal (Non Panggung)
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
1 komentar
Mencegah Bau Amonia di Kandang Postal (Non Panggung)
Untuk menghilangkan bau amonia agak sulit dilakukan jika ayam dipelihara di kandang postal (non panggung) karena saat pemeliharaan, litter tidak di buang sepanjang periode pemeliharaan ayam. Hal ini akan menyebabkan kotoran/feses maupun urin akan selalu tersimpan dalam litter. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kadar amonia di dalam kandang antara lain :
Cegah hal-hal yang dapat mempercepat litter menjadi cepat basah seperti perbaiki atap yang bocor, hati-hati saat pengisian ulang air minum, hati-hati terhadap tampias air saat musim hujan, dll
Lakukan manajemen litter yang baik. Pada masa brooding, mulai umur 4 hari sampai umur 14 hari, lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali. Jika litter basah dan menggumpal dalam jumlah sedikit, terutama di sekitar tempat makan, tempat minum dan di depan pintu segera ambil dan ganti dengan yang baru. Namun jika jumlah litter yang menggumpal banyak, alangkah lebih baik jika ditambahkan litter baru. Jangan lupa litter pengganti yang digunakan, sebelumnya disemprot dengan menggunakan desinfektan dan tunggu sampai kering.
Mencegah bau amonia di kandang postal (non panggung)
Berikan ransum sesuai kebutuhan terutama kadar protein dan kadar garamnya (harus sesuai dengan fase pertumbuhannya). Kadar protein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya kelebihan protein di dalam tubuh ayam, kelebihan protein tersebut akan dikeluarkan melalui feses berupa urea yang akan menjadi sumber amonia. Sedangkan kadar garam yang terlalu tinggi di dalam ransum dapat menyebabkan ayam menjadi mudah haus sehingga ayam menjadi lebih sering minum dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih basah.
Mengatur sistem sirkulasi udara agar tetap lancar sehingga dapat membantu pertukaran udara dengan konsentrasi amonia tinggi dari dalam ke luar kandang. Atur buka tutup tirai kandang atau gunakan kipas angin untuk memperlancar sirkulasi udara yang ada dalam kandang. Kipas angin dapat membantu litter menjadi lebih cepat kering dan mengurangi paparan amonia pada ayam.
Untuk menghilangkan bau amonia agak sulit dilakukan jika ayam dipelihara di kandang postal (non panggung) karena saat pemeliharaan, litter tidak di buang sepanjang periode pemeliharaan ayam. Hal ini akan menyebabkan kotoran/feses maupun urin akan selalu tersimpan dalam litter. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kadar amonia di dalam kandang antara lain :
Cegah hal-hal yang dapat mempercepat litter menjadi cepat basah seperti perbaiki atap yang bocor, hati-hati saat pengisian ulang air minum, hati-hati terhadap tampias air saat musim hujan, dll
Lakukan manajemen litter yang baik. Pada masa brooding, mulai umur 4 hari sampai umur 14 hari, lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali. Jika litter basah dan menggumpal dalam jumlah sedikit, terutama di sekitar tempat makan, tempat minum dan di depan pintu segera ambil dan ganti dengan yang baru. Namun jika jumlah litter yang menggumpal banyak, alangkah lebih baik jika ditambahkan litter baru. Jangan lupa litter pengganti yang digunakan, sebelumnya disemprot dengan menggunakan desinfektan dan tunggu sampai kering.
Mencegah bau amonia di kandang postal (non panggung)
Berikan ransum sesuai kebutuhan terutama kadar protein dan kadar garamnya (harus sesuai dengan fase pertumbuhannya). Kadar protein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya kelebihan protein di dalam tubuh ayam, kelebihan protein tersebut akan dikeluarkan melalui feses berupa urea yang akan menjadi sumber amonia. Sedangkan kadar garam yang terlalu tinggi di dalam ransum dapat menyebabkan ayam menjadi mudah haus sehingga ayam menjadi lebih sering minum dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih basah.
Mengatur sistem sirkulasi udara agar tetap lancar sehingga dapat membantu pertukaran udara dengan konsentrasi amonia tinggi dari dalam ke luar kandang. Atur buka tutup tirai kandang atau gunakan kipas angin untuk memperlancar sirkulasi udara yang ada dalam kandang. Kipas angin dapat membantu litter menjadi lebih cepat kering dan mengurangi paparan amonia pada ayam.
Pengaruh sisa kuning telur belum terserap sempurna dan pusar tidak segera menutup
Diposting oleh
Drh. Gusti Made Yudianto
1 komentar
Pengaruh sisa kuning telur belum terserap sempurna dan pusar tidak segera menutup
Sisa kuning telur (yolk sacc) merupakan sumber nutrisi yang penting untuk perkembangan awal DOC serta sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal). Akan tetapi di satu sisi, kuning telur juga merupakan media yang cocok untuk perkembangan mikroorganisme. Pada kondisi yang normal seharusnya kuning telur akan terserap habis sekitar umur 5-7 hari. Terhambatnya penyerapan kuning telur akan berpengaruh terhadap penyerapan antibodi maternal. Hal ini akan berpengaruh terhadap sistem pertahanan tubuh kurang bagus. Yang dikhawatirkan adalah ketika ada infeksi dari lapangan, maka DOC tidak memiliki pertahanan yang cukup untuk menetralkan bibit penyakit tersebut.
Pada saat chick in seharusnya pusar dalam kondisi menutup karena secara normal pusar DOC akan menutup beberapa jam setelah penetasan mengikuti penyerapan kuning telur. Tali pusar yang tidak segera menutup akan menyebabkan permasalahan lain yaitu terjadinya omphalitis. Adanya peradangan ini akan menyebabkan bibit penyakit mudah menginfeksi seperti Salmonella sp., Clostridium dan yang paling sering adalah infeksi bakteri Escherichia coli. Kejadian omphalitis ditandai dengan :
- Ayam cenderung bergerombol di bawah pemanas
- Ayam terlihat lemah, mengantuk dan perut menggembung serta penurunan nafsu makan dan minum
- Lembeknya jaringan sekitar pusar serta terkadang keluarnya cairan kuning telur dari pusar
- Peradangan pada pusar ditandai dengan warna kemerahan dan bengkak
- Kloaka menjadi kotor karena terkadang ayam menunjukkan gejala diare
- Kuning telur yang tidak terserap dan akan nampak material kuning telur yang mengeras (terjadi peritonitis)
- Dapat menyebabkan kematian tinggi
Yolk belum terserap sempurna dan mengalami kontaminasi
Black Navel (Pusar belum menutup sempurna)
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan absorbsi kuning telur diantaranya : stres, hatchery yang kurang higienis, rendahnya kelembaban dalam mesin tetas yang berakibat membran kerabang telur akan menjadi kering dan proporsi kerabang telur yang kering akan menarik pusar sehingga menyebabkan iritasi pada tali pusar sehingga pusar tidak dapat menutup secara sempurna.
Agar kuning telur dapat terserap dengan cepat maka perlu diperhatikan mulai ketika chick in. Pada saat chick in perlu dilakukan seleksi terhadap kualitas DOC. DOC dengan kualitas kurang bagus lebih baik dipisahkan karena hal tersebut bisa menjadi sumber penularan penyakit bagi ayam-ayam yang lain. Berikan pemanas yang cukup sehingga ayam tidak terlalu kedinginan serta hindari faktor penyebab stres.
Berikan antibiotik jika tali pusar DOC basah serta kualitas DOC yang kurang bagus guna mencegah terjadinya infeksi penyakit akibat kuman-kuman yang menempel melalui pusar. Dan sebaiknya dilanjutkan dengan pemberian multivitamin guna meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh ayam. Satu hal yang tidak boleh terlupakan, tetap perketat biosecurity guna meminimalkan bibit penyakit yang ada di lingkungan.
Sisa kuning telur (yolk sacc) merupakan sumber nutrisi yang penting untuk perkembangan awal DOC serta sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal). Akan tetapi di satu sisi, kuning telur juga merupakan media yang cocok untuk perkembangan mikroorganisme. Pada kondisi yang normal seharusnya kuning telur akan terserap habis sekitar umur 5-7 hari. Terhambatnya penyerapan kuning telur akan berpengaruh terhadap penyerapan antibodi maternal. Hal ini akan berpengaruh terhadap sistem pertahanan tubuh kurang bagus. Yang dikhawatirkan adalah ketika ada infeksi dari lapangan, maka DOC tidak memiliki pertahanan yang cukup untuk menetralkan bibit penyakit tersebut.
Pada saat chick in seharusnya pusar dalam kondisi menutup karena secara normal pusar DOC akan menutup beberapa jam setelah penetasan mengikuti penyerapan kuning telur. Tali pusar yang tidak segera menutup akan menyebabkan permasalahan lain yaitu terjadinya omphalitis. Adanya peradangan ini akan menyebabkan bibit penyakit mudah menginfeksi seperti Salmonella sp., Clostridium dan yang paling sering adalah infeksi bakteri Escherichia coli. Kejadian omphalitis ditandai dengan :
- Ayam cenderung bergerombol di bawah pemanas
- Ayam terlihat lemah, mengantuk dan perut menggembung serta penurunan nafsu makan dan minum
- Lembeknya jaringan sekitar pusar serta terkadang keluarnya cairan kuning telur dari pusar
- Peradangan pada pusar ditandai dengan warna kemerahan dan bengkak
- Kloaka menjadi kotor karena terkadang ayam menunjukkan gejala diare
- Kuning telur yang tidak terserap dan akan nampak material kuning telur yang mengeras (terjadi peritonitis)
- Dapat menyebabkan kematian tinggi
Yolk belum terserap sempurna dan mengalami kontaminasi
Black Navel (Pusar belum menutup sempurna)
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan absorbsi kuning telur diantaranya : stres, hatchery yang kurang higienis, rendahnya kelembaban dalam mesin tetas yang berakibat membran kerabang telur akan menjadi kering dan proporsi kerabang telur yang kering akan menarik pusar sehingga menyebabkan iritasi pada tali pusar sehingga pusar tidak dapat menutup secara sempurna.
Agar kuning telur dapat terserap dengan cepat maka perlu diperhatikan mulai ketika chick in. Pada saat chick in perlu dilakukan seleksi terhadap kualitas DOC. DOC dengan kualitas kurang bagus lebih baik dipisahkan karena hal tersebut bisa menjadi sumber penularan penyakit bagi ayam-ayam yang lain. Berikan pemanas yang cukup sehingga ayam tidak terlalu kedinginan serta hindari faktor penyebab stres.
Berikan antibiotik jika tali pusar DOC basah serta kualitas DOC yang kurang bagus guna mencegah terjadinya infeksi penyakit akibat kuman-kuman yang menempel melalui pusar. Dan sebaiknya dilanjutkan dengan pemberian multivitamin guna meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh ayam. Satu hal yang tidak boleh terlupakan, tetap perketat biosecurity guna meminimalkan bibit penyakit yang ada di lingkungan.
Problema Imunosupresi
Problema imunosupresi pada ayam
Gangguan pada sistem pertahanan tubuh yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang bersifat imunosupresi (faktor yang menekan/mendepresi respon pertahanan tubuh) mungkin menjadi suatu contoh yang paling representatif dewasa ini. Akibat jeleknya sistem pertahanan tubuh, maka akan muncul kasus-kasus infeksius yang sangat bervariasi baik dalam jenis maupun dalam derajat kepaharahannya, bahkan cenderung dalam bentuk infeksi kompleks yang berulang-ulang.
Sistem kekebalan ayam atau imun merupakan suatu mekanisme yang digunakan dalam tubuh ayam sebagai perlindungan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa faktor yang menekan fungsi sistem kekebalan pada ayam yang menyebabkan imunosupresif. Perkembangan organ limfoid yang sub optimal akan menyebabkan terjadinya imunosupresi.
Penyebab imunosupresif antara lain disebabkan oleh stres intrinsik dan ekstrinsik, defisiensi dan ketidakseimbangan nutrisi, penyakit menular, dan metabolit mikroorganisme. Imunosupresif ditandai dengan respon terhadap vaksinasi yang tidak optimal, ayam peka terhadap berbagai infeksi, mudah sakit, respon terhadap pengobatan buruk, seolah-olah obat tidak manjur, dan organ-organ limfoid mengecil (thymus dan bursa).
Gangguan pada sistem pertahanan tubuh yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang bersifat imunosupresi (faktor yang menekan/mendepresi respon pertahanan tubuh) mungkin menjadi suatu contoh yang paling representatif dewasa ini. Akibat jeleknya sistem pertahanan tubuh, maka akan muncul kasus-kasus infeksius yang sangat bervariasi baik dalam jenis maupun dalam derajat kepaharahannya, bahkan cenderung dalam bentuk infeksi kompleks yang berulang-ulang.
Sistem kekebalan ayam atau imun merupakan suatu mekanisme yang digunakan dalam tubuh ayam sebagai perlindungan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa faktor yang menekan fungsi sistem kekebalan pada ayam yang menyebabkan imunosupresif. Perkembangan organ limfoid yang sub optimal akan menyebabkan terjadinya imunosupresi.
Penyebab imunosupresif antara lain disebabkan oleh stres intrinsik dan ekstrinsik, defisiensi dan ketidakseimbangan nutrisi, penyakit menular, dan metabolit mikroorganisme. Imunosupresif ditandai dengan respon terhadap vaksinasi yang tidak optimal, ayam peka terhadap berbagai infeksi, mudah sakit, respon terhadap pengobatan buruk, seolah-olah obat tidak manjur, dan organ-organ limfoid mengecil (thymus dan bursa).
Culling Standard
Culling Standard DOC
Dehidrate (leg),
Eyes deformity (various),
Unhealed (Navel),
String (navel),
Slipped tendon/perosis (leg),
Red hock (leg),
Dirty (navel),
Button (Black navel),
Cross beak (various),
Weak (various)
Dehidrate (leg),
Eyes deformity (various),
Unhealed (Navel),
String (navel),
Slipped tendon/perosis (leg),
Red hock (leg),
Dirty (navel),
Button (Black navel),
Cross beak (various),
Weak (various)
Langganan:
Postingan (Atom)