Hubungan kuning telur dengan kekebalan tubuh DOC
Kuning telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting bagi kehidupan anak ayam sejak masa embrional, sampai pada saat awal masa starter. Fungsi tersebut yaitu :
- Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam, sekaligus
- Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)
Antibodi maternal yang terkandung dalam kuning telur mulai diserap oleh embrio sejak 1 minggu embrio terbentuk dan akan terus berlanjut hingga anak ayam ditetaskan. Sisa kuning telur yang masih menempel pada anak ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi meternal sebesar 7% (alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal inilah yang paling berperan pada DOC karena sangat mempengaruhi status kesehatannya. Kekebalan/antibodi yang terkandung dalam kuning telur dikenal dengan gamma globulin (IgG atau Ig?). Antibodi tersebut diturunkan dari induk melalui transfer kekebalan pasif (passive immunity) dengan tujuan melindungi anak ayam dari serangan mikroorganisme. Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita harus memastikan bahwa sisa kuning telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat agar anak ayam memiliki kekebalan awal.
Black Navel
Pada umumnya sisa kuning telur akan habis dalam waktu 5 hari setelah menetas (Barnes et al., 2003). Cepat atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh pemberian ransum dan air minum saat awal kedatangan ayam ke kandang (periode chick in) yang nyaman. Hal ini karena gerakan anti peristaltik yang mentransfer kuning telur hingga ke duodenum dirangsang oleh kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus,red). Dari data penelitian diketahui bahwa sisa kuning telur digunakan lebih cepat oleh anak ayam yang sudah mendapatkan ransum lebih awal, dibandingkan pada anak ayam yang dipuasakan terlebih dahulu hingga 48 jam. Meskipun sebenarnya sisa kuning telur cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup anak ayam hingga umur 3-4 hari tanpa diberi ransum, namun tetap tidak dapat mendukung perkembangan saluran pencernaan dan sistem kekebalan maupun pertambahan berat badannya (World Poultry Vol 22 (4), 2006). Dampak yang terjadi apabila sisa kuning telur terlambat diserap salah satunya memicu timbulnya penyakit omphalitis.
Agar sisa kuning telur dapat terserap dengan cepat maka perlu diperhatikan penanganan ketika chick in, antara lain:
- Lakukan seleksi terhadap kualitas DOC. DOC dengan kualitas kurang bagus lebih baik dipisahkan karena hal tersebut bisa menjadi sumber penularan penyakit bagi ayam-ayam yang lain
- Berikan pemanas yang cukup sehingga ayam tidak terlalu kedinginan serta hindari faktor penyebab stres
- Segera berikan air minum dan ransum. Atur pula distribusi tempat minum ayam (TMA) dan tempat ransum ayam (TRA) agar setiap anak ayam memiliki kesempatan yang sama untuk makan dan minum
- Kontrol secara rutin kondisi ayam
0 komentar:
Posting Komentar