Dampak Gangguan Sistem Pernafasan Ayam

Dampak Gangguan Sistem Pernapasan Ayam

Tubuh ayam secara alami mempunyai mekanisme pertahanan terhadap serangan agen penyakit, salah satunya adalah sistem pertahanan primer yang meliputi kekebalan fisik (contoh bersin/ batuk) dan mekanik, serta faktor kimiawi (pengeluaran enzim, pH). Kekebalan primer ini merupakan sistem pertahanan awal untuk mencegah masuknya agen penyakit.
Gabungan dari silia, sel epitel, lendir dan enzim-enzim dalam sistem pernapasan ayam dapat dikatakan sebagai sistem pertahanan primer di saluran pernapasan. Tidak berfungsinya sistem pertahanan tersebut, akan memicu masuknya agen infeksi. Dan ketika agen infeksi tersebut masuk ke dalam tubuh ayam, jika tidak segera ditangani dengan tepat maka ayam akan sakit bahkan dapat berujung pada kematian.
Penyebab gangguan sistem pernapasan dibagi menjadi 2 faktor utama, non infeksius dan infeksius.
1. Non infeksius
a. Iklim dan cuaca
Fluktuasi suhu dan cuaca yang berubah-ubah dapat menyebabkan tingkat stres meningkat dan mengakibatkan gangguan pada saluran pernapasan. Suhu yang nyaman untuk ayam ialah 25-28OC dengan kelembaban 60-70%. Kelembaban udara < 50% akan menyebabkan membran mukosa saluran pernapasan termasuk sinus kering. Akibatnya aktivitas silia menjadi terhambat dan potensi masuknya debu maupun bibit penyakit meningkat. Sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi dapat menaikkan konsentrasi amonia di udara dan memudahkan tumbuhnya jamur. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka penyakit pernapasan pun tak dapat dihindari.
b. Kualitas air minum
Peternakan yang menggunakan air minum dari air permukaan (sumur dengan kedalaman < 50 m, air sungai atau air danau), kemungkinan memiliki kualitas air yang rendah terutama jumlah bakteri Escherichia coli yang tinggi. Jika hal ini tidak disikapi dengan benar dapat menjadi faktor pendukung timbulnya penyakit colibacillosis, dimana predileksi penyakit ini juga dapat menyerang saluran pernapasan ayam. Hal inilah yang menjadi penyebab colibacillosis mudah menumpangi CRD & korisa.
c. Kualitas pakan
Komposisi pakan yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya penyakit pernapasan. Terutama kadar protein dan garam dalam pakan. Kelebihan protein kasar pada ransum akan disekresikan bersama feses sehingga kadar asam urat di feses meningkat. Akibatnya, asam urat tersebut akan diuraikan oleh bakteri ureolitik menjadi amonia. Begitu juga jika kadar garam tinggi yang akan memicu peningkatan konsumsi air minum sehingga feses menjadi lebih encer. Feses yang encer akan mempercepat pembentukan gas amonia.
d. Kualitas litter
Litter yang basah bisa menjadi tempat berakumulasinya gas-gas yang berbahaya bagi ayam, seperti amonia dan H2S. Kadar amonia yang dapat ditoleransi ayam adalah < 20 ppm (part per million atau 1:1 juta). Kadar amonia yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan sistem pernapasan diantaranya merusak silia dan produksi lendir berlebih, mengganggu gerakan silia bahkan dapat mengakibatkan iritasi konjungtiva mata.

2. Infeksius
Faktor infeksius juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, misalnya karena infeksi virus (AI, ND, IB dan ILT), bakteri (CRD dan korisa) dan cacing (cacing Syngamus trachea). Dibandingkan dengan kasus viral dan cacingan, penyakit pernapasan yang disebabkan bakteri paling sering terjadi di lapangan. Hal ini didukung data kejadian penyakit di lapangan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kesehatan unggas © 2011 Design by Drh. Gusti Made | Sponsored by Gusti Nyoman S.Kom