NEWCASTLE DISEASE (ND)

NEWCASTLE DISEASE

Nama lain: Avian Fowl Pest, Pseudo Fowl Pest, Avian Pneumo-encephalitis, Avian Distemper Ranikhet, Tetelo atau Penyakit Sampar Ayam.

Etiologi :
Newcastle Disease disebabkan oleh Paramyxovirus-1 (PMV-1) dari famili Paramyxoviridae.
Bentuk virus bundar, polimorfis atau helixal simetri atau filamen memanjang. Ukuran partikel virus yang lengkap antara 100-300 nm, rata-rata 180 nm, tetapi ada pula virus yang berukuran lebih besar yaitu strain AF 2240 dengan diameter 150-600 nm.
Virus ND dibedakan menjadi 3 patotipe, yaitu tipe velogenik, mesogenik dan lentogenik.

Epidemiologi
Distribusi Geografis
ND ditemukan pertama kali di Jawa oleh Kraneveld pada tahun 1926, kemudian oleh Doyle berhasil mengisolasi virus ND dari wabah yang terjadi di Newcastle, Inggris pada tahun 1927. Sejak itu penyakit kemudian menyebar di dunia. Di Indonesia tersebar hamper di seluruh daerah dan bersifat enzootik.

Hewan Terserang
ND menyerang berbagai jenis unggas dan terjadi pada semua umur. Yang paling sering terserang adalah unggas peliharaan seperti ayam, kalkun, itik, ayam hutan, ayam mutiara dan puyuh relative tahan. Berbagai jenis burung juga dapat terserang seperti burung kakatua, burung beo, tekukur, betet, merak dan lain sebagainya.

Cara Penularan
Penyakit dapat ditularkan secara horizontal dan vertical. Penularan horizontal melalui kontak langsung dengan unggas sakit atau reservoir dan tidak langsung melalui peralatan atau bahan tercemar virus ND.
Penularan vertical sangat mungkin terjadi karena virus ND pernah diisolasi dari isi telur yang berasal dari telur-telur ayam tertular. Telur-telur tercemar selanjutnya dapat menularkan virus pada telur-telur lainnya di dalam mesin tetas.
Morbiditas dan Mortalitas
Ayam terserang ditandai dengan tingkat morbiditas sampai 100 %, mortalitas 50-100 % erutama yang disebabkan oleh virus ND ganas, 50 % oleh tipe mesogenik dan oleh lentogenik jarang menyebabkan kematian kecuali kalau disertai infeksi sekunder dapat mencapai 30 %.

Gejala Klinis
Masa inkubasi bervariasi dari 2-15 hari dengan rata-rata 5-6 hari. Gejala klinis tidak selalu spesifik untuk masing-masing bentuk penyakit seperti gejala pernafasan (pneumotropik), syaraf (neurotropik) dan intestinal (viscerotropik) yang timbul tergantung dari 3 faktor agen (strain, keganasan dan dosis virus) dan infeksi organism lain.
Ayam-ayam terserang kadang-kadang terjadi kematian mendadak, yang ditandai dengan gejala nafsu makan menurun, sesak nafas dan terlihat megap-megap, diare dan tinja putih kehijauan. Ayam mengalami dehidrasi atau kekurusan. Gejala syaraf berupa tremor, tortikolis, paralisa kaki dan sayap serta opistotonus. Ayam dengan gejala syaraf dapat mengalami kesembuhan, tetapi ayam dapat menjadi sumber penularan karena dapat mengeluarkan virus dalam tinjanya.

Proventriculus ptechie haemorrhage & Pulmo kongesti

Diagnosa
Penyakit didiagnosa berdasarkan epidemiologi, gejala klinis, patologis, isolasi dan identifikasi virus. Antigen dalam cairan allantois telur ayam berembrio atau biakan sel dapat dideteksi dengan uji hemaglutinasi (HA) dan diidentifikasi dengan uji hambatan hemaglutinasi (HI) menggunakan antiserum virus ND.
Antigen dalam di dalam jaringan dapat dideteksi dengan Flourescent Antibody Technique (FAT), AGP,CIEP, serum netralisasi.

Diagnosa Banding
Penyakit yang menunjukkan gejala klinis yang mirip dengan ND yaitu penyakit dengan gejala pernafasan seperti Infectious Bronchitis (IB), Infectious Laryngotracheitis (ILT), Adenovirus, Chronic Respiratory Disease (CRD). Gejala syaraf mirip dengan Mareks, Avian Enchepalomyelitis (AE). Gejala pencernaan mirip dengan Gumboro, Salmonellosis atau Kolibasillosis.

Pencegahan dan Pemberantasan
Ayam sakit disingkirkan, dipotong atau dimusnahkan dengan dibakar atau ditanam. Kandang dan peralatannya didesinfeksi dengan formalin 2-5 % atau fumigasi dengan formalin dan kalium permanganat.
Cara efektif mencegah timbulnya ND adalah melakukan tindakan vaksinasi, baik pada anak ayam maupun ayam dewasa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kesehatan unggas © 2011 Design by Drh. Gusti Made | Sponsored by Gusti Nyoman S.Kom